Setiap saya menemukan kebingungan, Allah selalu memberikan jawaban-Nya. Saat saya sedang merasa lelah dengan pekerjaan dan merasa waktu saya seakan banyak digunakan untuk bekerja, kali ini Allah memberikan petunjuk-Nya lewat kajian yang berjudul "Lelah dikejar dunia" oleh ustadz Maududi Abdullah, LC.
Kenapa judulnya lelah dikejar dunia? Bukan lelah mengejar dunia?
Karena saat kita lelah mengejar dunia tentu kita bisa berhenti sejenak, beristirahat sebentar untuk mrnghilangkan lelah kita. Tapi ini tidak, kita tidak bisa berhenti atau istirahat saat kita merasa lelah. Karena dunia yang mengejar kita, bukan kita yang mengejar dunia.
Allah menegaskan, "jangan tertipu oleh dunia."
Dunia itu terbalik, yang nampak asik dan enak ternyata menjerumuskan kita ke neraka. Sebaliknya yang nampak susah dan berat dijalani ternyata itu yang mengantarkan kita ke syurga.
Allah berfirman: "jangan sampai kalian tertipu oleh dunia"
QS At Taubah:55
"Maka janganlah harta dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir".
Ayat serupa juga terdapat dalam surat At Taubah ayat 85.
Dalam ayat diatas Allah kembali mengingatkan, jangan tertipu oleh dunia, jangan teripu dengan harta dan anak-anak kita, dan Allah akan mengazab kita karena harta kita itu, harta yang membuat kita lailai kepada-Nya.
Setelah Allah mengingatkan kita agar jangan tertipu oleh dunia kemudian Allah memberikan nasehat yang sangat indah dalam surat Al-Qasas ayat 77:
"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik krpadamu, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang membuat kerusakan."
Allah menurunkan harta, agar harta itu dijadikan sarana untuk beribadah kepada Allah, sama seperti panca indra dan yang lainnya yang kita miliki. Dalam Al-Qasas Allah memerintahkan agar manusia mengejar akhirat akan tetapi jangan lupakan dunia, itu adalah manusia terbaik.
Akan tetapi kampung akhirat tidak hanya bisa diraih dengan harta saja, itu hanya salah satu contoh sarana
Marilah kita latih hati kita untuk mengkerdilkan dunia. Kalau mau hidup nyaman "hiduplah di level anda" dan memberi nafkah sesuai levelnya.
Islam tidak bertabrakan dengan kemewahan dunia, tetapi bertabrakan dengan kemewahan yang didapatkan dengan cara yang bathil.
Tidak ada garis finish mencapai kemewahan atau kepuasan dunia, garis finishnya hanyalah kematian.
Dikejar dunia --> dikejar hutang --> dikejar gengsi --> dikejar nafsu. Yakni tidak mau diatur oleh ayat-ayat Allah dan Hadist-hadist Rasulullah Saw. Orang yang tidak sabar dalam kesempitan akhirnya berusaha keluar dengan jalan yang bathil. Itulah orang yang dikejar dunia. Padahal Allah telah berjanji dalam ayat-Nya "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan".
Semoga kita tidak termasuk orang yang tertipu dengan dunia. Sebaliknya semoga kita menjadi orang yang cerdas, yang bisa memanfaatkan harta dan segala karunia yang Allah berikan untuk beribadah dijalan-Nya. Aamiin.
Kenapa judulnya lelah dikejar dunia? Bukan lelah mengejar dunia?
Karena saat kita lelah mengejar dunia tentu kita bisa berhenti sejenak, beristirahat sebentar untuk mrnghilangkan lelah kita. Tapi ini tidak, kita tidak bisa berhenti atau istirahat saat kita merasa lelah. Karena dunia yang mengejar kita, bukan kita yang mengejar dunia.
Allah menegaskan, "jangan tertipu oleh dunia."
Dunia itu terbalik, yang nampak asik dan enak ternyata menjerumuskan kita ke neraka. Sebaliknya yang nampak susah dan berat dijalani ternyata itu yang mengantarkan kita ke syurga.
Allah berfirman: "jangan sampai kalian tertipu oleh dunia"
QS At Taubah:55
"Maka janganlah harta dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir".
Ayat serupa juga terdapat dalam surat At Taubah ayat 85.
Dalam ayat diatas Allah kembali mengingatkan, jangan tertipu oleh dunia, jangan teripu dengan harta dan anak-anak kita, dan Allah akan mengazab kita karena harta kita itu, harta yang membuat kita lailai kepada-Nya.
Setelah Allah mengingatkan kita agar jangan tertipu oleh dunia kemudian Allah memberikan nasehat yang sangat indah dalam surat Al-Qasas ayat 77:
"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik krpadamu, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang membuat kerusakan."
Allah menurunkan harta, agar harta itu dijadikan sarana untuk beribadah kepada Allah, sama seperti panca indra dan yang lainnya yang kita miliki. Dalam Al-Qasas Allah memerintahkan agar manusia mengejar akhirat akan tetapi jangan lupakan dunia, itu adalah manusia terbaik.
Akan tetapi kampung akhirat tidak hanya bisa diraih dengan harta saja, itu hanya salah satu contoh sarana
Marilah kita latih hati kita untuk mengkerdilkan dunia. Kalau mau hidup nyaman "hiduplah di level anda" dan memberi nafkah sesuai levelnya.
Islam tidak bertabrakan dengan kemewahan dunia, tetapi bertabrakan dengan kemewahan yang didapatkan dengan cara yang bathil.
Tidak ada garis finish mencapai kemewahan atau kepuasan dunia, garis finishnya hanyalah kematian.
Dikejar dunia --> dikejar hutang --> dikejar gengsi --> dikejar nafsu. Yakni tidak mau diatur oleh ayat-ayat Allah dan Hadist-hadist Rasulullah Saw. Orang yang tidak sabar dalam kesempitan akhirnya berusaha keluar dengan jalan yang bathil. Itulah orang yang dikejar dunia. Padahal Allah telah berjanji dalam ayat-Nya "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan".
Semoga kita tidak termasuk orang yang tertipu dengan dunia. Sebaliknya semoga kita menjadi orang yang cerdas, yang bisa memanfaatkan harta dan segala karunia yang Allah berikan untuk beribadah dijalan-Nya. Aamiin.
Comments
Post a Comment