Usia yang baik untuk hamil adalah usia 20 tahun sampai 35 tahun. Dewasa ini ternyata masih banyak wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun, terutama di daerah pedesaan. Dan kadang mereka menjadi ragu untuk menunda kehamilannnya dengan ber-KB karena beranggapan bahwa setelah ber-KB maka kehamilan akan sulit didapat.
Hal yang sama juga dialami oleh mereka yang menikah diatas 20 tahun tetapi ingin menunda kehamilannya. Mereka menjadi khawatir KB justru akan mempersulit kehamilannya nanti. Lalu apakah benar demikian? Yuk simak penjelasannya.
Penggunaan alat kontrasepsi yang berujung pada kondisi sulit hamil sebenarnya masih menjadi teka-teki besar bagi dunia kesehatan.
Sejumlah spesialis infertilitas di Barat melakukan penelitian yang menemukan fakta bahwa faktor antibodi antisperma pada wanita bisa memicu kegagalan kehamilan. Kondisi ini terjadi lantaran pemerosotan potensi sperma dalam membuahi sel telur. Muncul dugaan kuat bahwa penggunaan alat kontrasepsi seperti pil atau suntik yang berisi hormon penolak pembuahan serta spiral/IUD dalam jangka waktu tertentu menjadi penyebab meningkatnya antobodi antisperma.
Dalam penelitian diketahui bahwa selama penggunaan alat kontrasepsi, pembentukan antibodi terhadap sperma akan terus terbentuk. Bahkan semakin lama kadarnya semakin tinggi dan pertahanannya semakin kuat. Diduga hal inilah pemicu utama kesulitan mendapatkan keturunan. Dengan kata lain dalam tubuh si wanita terlanjur timbul "kontrasepsi alami", atau tercipta antibodi kuat penolak sperma yang hendak membuahi sel telur.
Meskipun hasil penelitian tidak benar secara mutlak, namun mungkin juga karena dalam tubuh wanita secara alami terbentuk antibodi antisperma yang kuat. Artinya, walaupun penyebabnya masalah antibodi yang meningkat, tetapi belum tentu hanya gara-gara kontrasepsi tersebut.
Perlu diketahui bahwa pada setiap bentuk penundaan kehamilan pasti terdapat efek negatif dan positif. Sebaiknya konsultasikan ke bidan atau dokter Anda untuk memilih alat kontrasepsi sebelum menggunakannya.
Refrensi dan bacaan: Tim penulis super baby directory
Hal yang sama juga dialami oleh mereka yang menikah diatas 20 tahun tetapi ingin menunda kehamilannya. Mereka menjadi khawatir KB justru akan mempersulit kehamilannya nanti. Lalu apakah benar demikian? Yuk simak penjelasannya.
Penggunaan alat kontrasepsi yang berujung pada kondisi sulit hamil sebenarnya masih menjadi teka-teki besar bagi dunia kesehatan.
Sejumlah spesialis infertilitas di Barat melakukan penelitian yang menemukan fakta bahwa faktor antibodi antisperma pada wanita bisa memicu kegagalan kehamilan. Kondisi ini terjadi lantaran pemerosotan potensi sperma dalam membuahi sel telur. Muncul dugaan kuat bahwa penggunaan alat kontrasepsi seperti pil atau suntik yang berisi hormon penolak pembuahan serta spiral/IUD dalam jangka waktu tertentu menjadi penyebab meningkatnya antobodi antisperma.
Dalam penelitian diketahui bahwa selama penggunaan alat kontrasepsi, pembentukan antibodi terhadap sperma akan terus terbentuk. Bahkan semakin lama kadarnya semakin tinggi dan pertahanannya semakin kuat. Diduga hal inilah pemicu utama kesulitan mendapatkan keturunan. Dengan kata lain dalam tubuh si wanita terlanjur timbul "kontrasepsi alami", atau tercipta antibodi kuat penolak sperma yang hendak membuahi sel telur.
Meskipun hasil penelitian tidak benar secara mutlak, namun mungkin juga karena dalam tubuh wanita secara alami terbentuk antibodi antisperma yang kuat. Artinya, walaupun penyebabnya masalah antibodi yang meningkat, tetapi belum tentu hanya gara-gara kontrasepsi tersebut.
Perlu diketahui bahwa pada setiap bentuk penundaan kehamilan pasti terdapat efek negatif dan positif. Sebaiknya konsultasikan ke bidan atau dokter Anda untuk memilih alat kontrasepsi sebelum menggunakannya.
Refrensi dan bacaan: Tim penulis super baby directory
Comments
Post a Comment