Sedih adalah ketika kita tak merasakan lagi nikmat beribadah, sedih adalah ketika kita asal-asalan dalam melaksanakan shalat, sedih adalah ketika raga enggan terbangun di sepertiga malam-Nya. Entah karena diri ini terlalu banyak dosa atau karena terlalu banyak kesombongan di dalam hati.
Semoga Allah senantiasa meluruskan hatiku, mengetuk hatiku saat aku mulai lalai kepada-Nya. Karena sesungguhnya nikmat yang paling besar adalah nikmat iman kepada Allah SWT.
Catatan ini dibuat sebagai pengingatku, agar saat aku mulai jauh melangkah dalam kelalaian, aku segera teringat kembali akan rasa cinta kepada Allah SWT.
Dikutip dari buku "Kisah-kisah Cinta Kepada Allah" karya Syaikh Usamah Nu'aim Mustofa & Syaikh Najib Khalid Al-Amir.
Lima tingkatan manusia di dalam shalat.
Semoga Allah senantiasa meluruskan hatiku, mengetuk hatiku saat aku mulai lalai kepada-Nya. Karena sesungguhnya nikmat yang paling besar adalah nikmat iman kepada Allah SWT.
Catatan ini dibuat sebagai pengingatku, agar saat aku mulai jauh melangkah dalam kelalaian, aku segera teringat kembali akan rasa cinta kepada Allah SWT.
Dikutip dari buku "Kisah-kisah Cinta Kepada Allah" karya Syaikh Usamah Nu'aim Mustofa & Syaikh Najib Khalid Al-Amir.
Lima tingkatan manusia di dalam shalat.
- Tingkatan orang yang zhalim kepada dirinya dan teledor. Yaitu orang yang kurang sempurna dalam wudhunya, waktu shalatnya, batas-batasnya dan rukun-rukunnya.
- Orang yang bisa menjaga waktu-waktunya, batas-batasnya, rukun-rukunnya yang sifatnya lahiriah, dan juga wudhunya, tetapi tidak berupaya keras untuk menghilangkan bisikan jahat dari dalam dirinya. Maka diapun terbang bersama bisikan jahat dan fikirannya.
- Orang yang bisa menjaga batas-batasnya dan rukun-rukunnya. Ia berupaya keras untuk mengusir bisikan jahat dan pikiran dari dalam dirinya, sehingga dia terus menerus sibuk berjuang melawan musuhnya agar jangan sampai berhasil mencuri shalatnya. Dus, dia berada didalam shalat, sekaligus jihad.
- Orang yang melaksanakan shalat dengan menyempurnakan hak-haknya, rukun-rukunnya, dan batas-batasnya. Hatinya larut dalam upaya memelihara batas-batas dan hak-haknya, agar dia tidak menyia-nyiakan sedikitpun darinya. Bahkan seluruh perhatiannya tercurah untuk melaksanakannya sebagaimana mestinya, dengan cara yang sesempurna dan selengkap mungkin. Jadi, hatinya dirasuki oleh urusan shalat dan penyembahan kepada Rabb di dalamnya.
- Orang yang melaksanakan shalat dengan sempurna. Dia mengambil hatinya dan meletakannya dinhadapan Tuhan. Dia memandang dan memperhatikan-Nya dengan hatinya yang dipenuhi rasa cinta dan hormat kepada-Nya. Dia melihat-Nya dan menyaksikan-Nya secara langsung. Bisikan dan pikiran jahat tersebut telah melemah. Hijab antara dia dengan Tuhannya telah diangkat. Jarak antara shalat semacam ini dengan shalat yang lainnya lebih tinggi dan lebih besar daripada jarak antara langit dan bumi. Di dalam shalatnya dia sibuk dengan Tuhannya. Dia merasa tentram lewat shalat.
Kelompok pertama akan disiksa. Kelompok kedua akan diperhitungkan amalnya. Kelompok ketiga akan dihapus dosanya. Kelompok keempat akan diberi balasan pahala. Kelompok kelima akan memdapat tempat yang dekat dengan Tuhannya , karena di menjadi bagian dari orang-orang yang ketentraman hatinya ada di dalam shalat.
Barangsiapa yang tentram hatinya dengan shalat di dunia, maka hatinya akan tentram dengan kedekatannya kepada Rabb di akhirat dan akan tentram pula hatinya di dunia. Barangsiapa yang hatinya merasa tentram dengan Allah, maka semua orang akan merasa tentram dengannya. Barangsiapa yang hatinya tidak bisa merasa tentram dengan Allah, maka jiwanya akan terpotong-potong karena penyesalan terhada dunia.
ya Allah semoga kita termasuk golongan yang mendapatkan ampunan dan pahala dalam shalat kita, dan bukan termasuk orang yang lalai. Aamiin.
Barangsiapa yang tentram hatinya dengan shalat di dunia, maka hatinya akan tentram dengan kedekatannya kepada Rabb di akhirat dan akan tentram pula hatinya di dunia. Barangsiapa yang hatinya merasa tentram dengan Allah, maka semua orang akan merasa tentram dengannya. Barangsiapa yang hatinya tidak bisa merasa tentram dengan Allah, maka jiwanya akan terpotong-potong karena penyesalan terhada dunia.
ya Allah semoga kita termasuk golongan yang mendapatkan ampunan dan pahala dalam shalat kita, dan bukan termasuk orang yang lalai. Aamiin.
Comments
Post a Comment