Perdarahan saat hamil sering kali dikaitkan dengan
keguguran. Sebenarnya, tidak semua perdarahan merupakan gejala keguguran. Namun
begitu, bukan berarti kita boleh mengganggap enteng perdarahan yang terjadi
saat hamil.
Perdarahan pada kehamilan bisa terjadi pada masa awal
kehamilan atau trimester pertama (1-14 minggu), trimester kedua (14-28 minggu)
atau pada trimester ketiga (28-40 minggu).
Pada tulisan kali ini, kita akan membahas tentang perdarahan
pada trimester pertama, berikut kemungkinan penyebabnya.
1. Perdarahan implantasi
1. Perdarahan implantasi
Perdarahan implantasi terjadi karena
setelah adanya pembuahan pada sel telur, yang kemudian akan menempel pada
dinding rahim untuk kemudian berkembang sebagai janin. Perdarahan ini terjadi
pada kisaran usia kehamilan 6 sampai 12 minggu atau 1 sampai 2 minggu setelah
terjadi pembuahan.
Pada perdarahan ini darah yang keluar tidak terlalu banyak atau lebih sedikit bila disbanding dengan darah haid, warnanya juga biasanya lebih gelap.
Pada perdarahan ini darah yang keluar tidak terlalu banyak atau lebih sedikit bila disbanding dengan darah haid, warnanya juga biasanya lebih gelap.
Perdarahan ini adalah hal yang normal
biasanya hanya terjadi 1 sampai 2 hari dengan jumlah darah yang keluar sedikit.
2. Perdarahan keguguran
Keguguran adalah hilangnya janin pada
sebelum usia kehamilan 22 minggu. Keguguran sering terjadi pada trimester
pertama kehamilan khususnya pada kisaran usia kehamilan 12 minggu atau 2 sampai
3 bulan.
Perdarahan ini bisa terjadi dalam jumlah
sedikit atau banyak, namun kebanyakan terjadi pada jumlah banyak. Darah yang
keluar adalah berupa darah kental yang bisa disertai dengan keluarnya cairan
bening atau berwarna merah muda. Ciri lain dari perdarahan karena keguguran
adalah kram perut yang menyakitkan pada bagian bawah perut dan disertai dengan
keluarnya lendir melalui kemaluan.
3. Kehamilan ektopik
3. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik atau kehamilan diluar rahim
terjadi apabila sel telur yang telah dibuahi tidak menempal pada rahim namun
diluar rahim. Biasanya pembuahan yang menyebabkan kehamilan ektopik sel telur
dibuahi di dalam tuba falopi (saluran telur). Jika embrio tetap berkembang dan
membesar dalam tuba falopi maka tuba falopi bisa pecah dan membahayakan dan
mengancam jiwa sang ibu. Akan tetapi kehamilan ektopik ini jarang sekali
terjadi, hanya terjadi sekitar 1-2% pada kehamilan.
4. Kehamilan molahidatidosa (hamil anggur)
4. Kehamilan molahidatidosa (hamil anggur)
Yang dimaksud dengan hamil molahidatidosa
adalah dimana ada jaringan lain yang tumbuh dalam rahim namun itu bukan janin.
Hal ini bisa terjadi karena adanya kanker dalam rahim. Kejadian ini bisa
disebut juga hamil palsu atau hamil semu.
5. Perubahan serviks (mulut rahim)
5. Perubahan serviks (mulut rahim)
Perdarahan ini karena adanya perubahan pada
serviks yang terjadi karena pada masa kehamilan akan terjadi produksi darah
yang lebih banyak. Darah dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan adanya calon
janin ini mengalir ke leher rahim dan bergesekan dengan serviks yang memicu adanya
perdarahan. Jenis perdarahan initidak membahayakan baik bagi janin maupun sag
ibu.
6. Infeksi
Infeksi bisa mengakibatkan perdarahan saat
hamil muda, contohnya adalah adanya infeksi pada serviks, infeksi pada kemaluan
dan infeksi yang terjadi karena penyakit menular pada kemaluan misalnya herpes.
Comments
Post a Comment