"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?".
Kalimat ini terdengar begitu indah saat aku membacanya.
Ya, aku menyukai ayat ini "Fa bi ayyi aallaa'i rabbikuma tukadzdziban". Ayat yang ditulis berulang-ulang tapi aku tidak pernah merasa bosan membacanya.
Itulah kalam Allah, memiliki keindahan dalam susunannya. Kalimat yang agung yang memiliki makna yang agung pula. Itulah sebabnya kalimat pendek ini meskipun dibaca 20 atau 30 kali maka aku tidak merasa bosan, malah akan terasa semakin enak dan indah membacanya.
Cobalah kau ulangi menyebutnya, membacanya, mendengarkannya, maka kau tidak akan bosan.
Ayat ini terdapat dalam surat ke 55 yaitu surat Ar-Rahman, ayat ke 13, kemudian diulang-ulang sampai 31 kali.
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?",
sebua pertanyaan besar yang menggerakan perasaan dan kesadaran, menggerakan pengertian dan akal pikiran kita.
Nikmat dalam ayat 1-36 diperlihatkan Allah di dunia sekarang ini. Allah menerangkan rahmat-Nya, mengajarkan Al-Qur'an, menciptakan manusia, mengajar manusia berkata-kata (bahasa), mengatur jalan matahari, bulan dan bintang, meninggikan langit (planet-planet dan bintang-bintang) dan mengadakan keseimbangan antara semua isi langit dan bumi, membentangkan bumi untuk manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Manusia diciptakan-Nya dari tanah liat yang dibakar, diciptakannya jin dari nyala api.
Allah menyebutkan pula 2 barat dan 2 timur, 2 samudra yang terdinding antara satu dengan yang lain, mengeluarkan mutiara dan marjan, dimana kapal-kapal berlayar disela-sela ombak yang menggunung tingginya. Kemudian Allah menegaskan semua itu akan musnah, hanya wajah Allah yang tidak akan musnah, karena ia memiliki Kebesaran dan Kemuliaan. Seluruh bumi dan langit memerlukan Allah setiap saat, oleh karena itu Allah tidak pernah diam sekalipun sedetik, "maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?".
Kemudian dalam ayat 37-38 Allah menerangkan nikmat tentang surga. Diterangkan bagi setiap orang yang takut akan Tuhannya mendapat 2 surga dan disamping 2 surga ada lagi 2 surga. Disamping-samping surga itu ada 2 mata air yang mengalir, bermacam-macam buah-buahan. Sedangkan setiap macam buah-buahan disajikan berpasang-pasangan. Dan ada buah-buahan yang bisa dipetik sendiri, rendah-rendah buahnya tak perlu dipanjat atau galah untuk menjuluknya.
Lalu diterangkan bahwa didalamnya tersedia istri-istri, wanita-wanita ayu, bagus, tak pernah disentuh manusia atau jin seperti Yaqut dan Marjan (menarik dan menggairahkan), pendek-pendek pandangan mereka. Artinya, hanya tertarik hati birahinya terhadap suami-suami mereka saja, dan yang menjadi suami (jodoh) mereka. Juga hanya tertarik dan puas dengan mereka saja. Mengapa demikian? Karena keadaan mereka yang sempurna dalam segala-galanya.
Itulah diantara nikmat Allah yang disebutkan dalam surat Ar-Rahman. Semoga kita menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur, yang selalu sadar akan nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita, dan semoga Allah selalu memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Aamiin..
Refrensi:
Hidup Sesudah Mati, H.Bey Arifin.
Al-Qur'an terjemah. Bukhara.
Kalimat ini terdengar begitu indah saat aku membacanya.
Ya, aku menyukai ayat ini "Fa bi ayyi aallaa'i rabbikuma tukadzdziban". Ayat yang ditulis berulang-ulang tapi aku tidak pernah merasa bosan membacanya.
Itulah kalam Allah, memiliki keindahan dalam susunannya. Kalimat yang agung yang memiliki makna yang agung pula. Itulah sebabnya kalimat pendek ini meskipun dibaca 20 atau 30 kali maka aku tidak merasa bosan, malah akan terasa semakin enak dan indah membacanya.
Cobalah kau ulangi menyebutnya, membacanya, mendengarkannya, maka kau tidak akan bosan.
Ayat ini terdapat dalam surat ke 55 yaitu surat Ar-Rahman, ayat ke 13, kemudian diulang-ulang sampai 31 kali.
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?",
sebua pertanyaan besar yang menggerakan perasaan dan kesadaran, menggerakan pengertian dan akal pikiran kita.
Nikmat dalam ayat 1-36 diperlihatkan Allah di dunia sekarang ini. Allah menerangkan rahmat-Nya, mengajarkan Al-Qur'an, menciptakan manusia, mengajar manusia berkata-kata (bahasa), mengatur jalan matahari, bulan dan bintang, meninggikan langit (planet-planet dan bintang-bintang) dan mengadakan keseimbangan antara semua isi langit dan bumi, membentangkan bumi untuk manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Manusia diciptakan-Nya dari tanah liat yang dibakar, diciptakannya jin dari nyala api.
Allah menyebutkan pula 2 barat dan 2 timur, 2 samudra yang terdinding antara satu dengan yang lain, mengeluarkan mutiara dan marjan, dimana kapal-kapal berlayar disela-sela ombak yang menggunung tingginya. Kemudian Allah menegaskan semua itu akan musnah, hanya wajah Allah yang tidak akan musnah, karena ia memiliki Kebesaran dan Kemuliaan. Seluruh bumi dan langit memerlukan Allah setiap saat, oleh karena itu Allah tidak pernah diam sekalipun sedetik, "maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?".
Kemudian dalam ayat 37-38 Allah menerangkan nikmat tentang surga. Diterangkan bagi setiap orang yang takut akan Tuhannya mendapat 2 surga dan disamping 2 surga ada lagi 2 surga. Disamping-samping surga itu ada 2 mata air yang mengalir, bermacam-macam buah-buahan. Sedangkan setiap macam buah-buahan disajikan berpasang-pasangan. Dan ada buah-buahan yang bisa dipetik sendiri, rendah-rendah buahnya tak perlu dipanjat atau galah untuk menjuluknya.
Lalu diterangkan bahwa didalamnya tersedia istri-istri, wanita-wanita ayu, bagus, tak pernah disentuh manusia atau jin seperti Yaqut dan Marjan (menarik dan menggairahkan), pendek-pendek pandangan mereka. Artinya, hanya tertarik hati birahinya terhadap suami-suami mereka saja, dan yang menjadi suami (jodoh) mereka. Juga hanya tertarik dan puas dengan mereka saja. Mengapa demikian? Karena keadaan mereka yang sempurna dalam segala-galanya.
Itulah diantara nikmat Allah yang disebutkan dalam surat Ar-Rahman. Semoga kita menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur, yang selalu sadar akan nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita, dan semoga Allah selalu memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Aamiin..
Refrensi:
Hidup Sesudah Mati, H.Bey Arifin.
Al-Qur'an terjemah. Bukhara.
Comments
Post a Comment