[Cara Mengajari Anak Tauhid]
*Mengajari Tauhid Pada Anak Yang Baru lahir Sampai 2 bulan*
Biasakan anak mendengar dengan lafal “la ilaha illallah”
– Bisikkan lafal ini di telinga anak. Sering seringlah melakukannya.
*Mengajari Anak 2 bulan – 6 bulan Perkara Tauhid*
Biasakan anak mendengarkan lafal syahadat “asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah”
– Pada usia 2 bulan, ketika anak digendong biasanya anak mulai lebih sering menatap ibunya.
– Tataplah mata anak ketika mengucapkan lafal tsb.
– Lafal tsb agak panjang;
bersabarlah membiasakan anak dengannya.
*Anak ,6 bulan – 1,5 tahun*
Biasakan anak mendengar lafal dzikrullah (tasbih, tahmid, takbir, tahlil) dan kalimah thayyibah (istigfar, basmalah, isti’adzah, dll.)
*Anak Usia 1,5 tahun – 2 tahun*
Mulai bertanya-jawab dengan anak tentang “siapa tuhanmu?”
– Disesuaikan dengan kemampuan bicara anak.
– Tahap 1:
orang tua memberi pertanyaan sekaligus jawabannya (contoh: Ibu: “Usamah, siapa tuhanmu? Allah”)
– Tahap 2:
orang tua memberi pertanyaan, anak diminta menjawabnya.
*Ketika Anak Berumur 2 tahun – 2,5 tahun*
– Mulai bertanya jawab dengan anak tentang “siapa tuhanmu?”, “apa agamamu?”, “siapa nabimu?”
– Jawaban atas tiga pertanyaan ini sekaligus sebagai jati diri bagi anak (Tuhannya, agamanya, dan nabinya).
– Disesuaikan dengan kemampuan bicara anak.
– Tahap 1:
orang tua memberi pertanyaan sekaligus jawabannya (contoh: Ibu: “Usamah, siapa tuhanmu? Allah”)
– Tahap 2: orang tua memberi pertanyaan, anak diminta menjawabnya.
– Mengajarkan rububiah Allah (contoh: Allah yang ciptakan Usamah. Allah yang ciptakan Ummi. Allah yang ciptakan Abi. Allah yang ciptakan pohon. Allah yang ciptakan kucing. Dst ….)
– Biasanya pada usia ini anak mulai lebih sering bertanya tentang objek di sekelilingnya, “Apa ini, Bu?”
– Mengajarkan rukun islam.
– Mengajarkan rukun iman.
– Diberikan bila sekiranya anak memang sudah lancar berbicara.
– Setiap orang tua bisa mempertimbangkan apakah materi ini akan memberatkan anak bila diberikan bersamaan dengan materi “siapa tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu?”.
(Untukmu Buah Hatiku)
Oleh : PusatBukuSunnah.com
*Mengajari Tauhid Pada Anak Yang Baru lahir Sampai 2 bulan*
Biasakan anak mendengar dengan lafal “la ilaha illallah”
– Bisikkan lafal ini di telinga anak. Sering seringlah melakukannya.
*Mengajari Anak 2 bulan – 6 bulan Perkara Tauhid*
Biasakan anak mendengarkan lafal syahadat “asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah”
– Pada usia 2 bulan, ketika anak digendong biasanya anak mulai lebih sering menatap ibunya.
– Tataplah mata anak ketika mengucapkan lafal tsb.
– Lafal tsb agak panjang;
bersabarlah membiasakan anak dengannya.
*Anak ,6 bulan – 1,5 tahun*
Biasakan anak mendengar lafal dzikrullah (tasbih, tahmid, takbir, tahlil) dan kalimah thayyibah (istigfar, basmalah, isti’adzah, dll.)
*Anak Usia 1,5 tahun – 2 tahun*
Mulai bertanya-jawab dengan anak tentang “siapa tuhanmu?”
– Disesuaikan dengan kemampuan bicara anak.
– Tahap 1:
orang tua memberi pertanyaan sekaligus jawabannya (contoh: Ibu: “Usamah, siapa tuhanmu? Allah”)
– Tahap 2:
orang tua memberi pertanyaan, anak diminta menjawabnya.
*Ketika Anak Berumur 2 tahun – 2,5 tahun*
– Mulai bertanya jawab dengan anak tentang “siapa tuhanmu?”, “apa agamamu?”, “siapa nabimu?”
– Jawaban atas tiga pertanyaan ini sekaligus sebagai jati diri bagi anak (Tuhannya, agamanya, dan nabinya).
– Disesuaikan dengan kemampuan bicara anak.
– Tahap 1:
orang tua memberi pertanyaan sekaligus jawabannya (contoh: Ibu: “Usamah, siapa tuhanmu? Allah”)
– Tahap 2: orang tua memberi pertanyaan, anak diminta menjawabnya.
– Mengajarkan rububiah Allah (contoh: Allah yang ciptakan Usamah. Allah yang ciptakan Ummi. Allah yang ciptakan Abi. Allah yang ciptakan pohon. Allah yang ciptakan kucing. Dst ….)
– Biasanya pada usia ini anak mulai lebih sering bertanya tentang objek di sekelilingnya, “Apa ini, Bu?”
– Mengajarkan rukun islam.
– Mengajarkan rukun iman.
– Diberikan bila sekiranya anak memang sudah lancar berbicara.
– Setiap orang tua bisa mempertimbangkan apakah materi ini akan memberatkan anak bila diberikan bersamaan dengan materi “siapa tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu?”.
(Untukmu Buah Hatiku)
Oleh : PusatBukuSunnah.com
Comments
Post a Comment