Ujian atau cobaan berupa kesempitan dan kesenangan yang telah Allah berikan adalah sebagai alat ukur untuk dapat mengukur sampai mana kesabaran dan ketabahan seorang hamba, serta setebal apa imannnya kepada Allah.
Barang siapa yang sabar dalam menghadapi cobaan serta mampu memanfaatkan ujian itu sebagai sarana perbaikan diri dan menjadi ajang peningkatan keimanannya kepada Allah, maka dia akan menjumpai Allah dalam keberuntungan dan kebahagiaan yang hakiki. Dan, barangsiapa menggerutu dan berprasangka buruk terhadap ujian yang telah Allah berikan, maka ia akan mendapat kehinaan dan kecelakaan yang sesungguhnya,
Sabar mempunyai tiga unsur, yaitu ilmu, hal, dan amal.
1. Sabar dalam beribadah
Dengan tekun mengabdikan diri melaksanakan syarat-syarat dan tata tertib ibadah itu secara teoritis, aplikatif dan empiris. Tetap tegak bertahan dalam beribadah sehingga ia dapat menundukan hawa nafsunya secara baik dan konsisten.
2. Sabar dalam berbagai musibah
Ketabahan hati ketika mendapat ujian, baik yang berbentuk kemiskinan, kematian, kejatuhan, kecelakaan, penyakit, dll.
3. Sabar terhadap kehidupan dunia
Jangan sampai hati terpaut pada kenikmatan dunia. Dunia bukanlah tujuan pencapaian, tetapi sebagai jembatan penghubung bagi kebidupan yang abadi (akhirat). Sabar dalam menjalani godaan dunia dan istiqomah dalam tujuan hidup yaitu untuk beribadah, menghambakan diri kepada Allah.
4. Sabar terhadap maksiat
Sabar dan berupaya mengendalikan diri supaya terhindar dari melakukan perbuatan maksiat. Bukan mengenai diri sendiri saja, tetapi juga mengenai diri orang lain. Amar ma'ruf nahi munkar.
5. Sabar dalam memelihara ukhuwah islamiyah
6. Sabar dalam memohon pertolongan Allah
Dengan cara atau metode yang telah Allah ajarkan, diantaranya dengan shalat.
7. Sabar dalam perjuangan di jalan Allah
Ujian terhadap jiwanya, agamanya, harta, kehormatan diri keluarga dan orang2 yang dicintai.
Menyadari sepenuhnya bahwa setiap perjuangan mempunyai masa jaya dan masa jatuh, masa menang dan masa kalah, masa gembira dan masa berduka. Kalau perjuangan belum mencapai hasil yang maksimal atau sudah nyata mengalami kekalahan, hendaklah ia berlapang dada dan sabar menerima kenyataan itu. Ia harus berusaha menyusun kembalj strategi dengan melakukan instropeksi diri serta muhasabah tentang sebab-sebab kekalahan/kegagalan dan mengambil pelajaran serta hikmah di balim peristiwa yang telah terjadi.
Comments
Post a Comment